Selamat datang di Blog ANAK KAMPUNG INI,Lakukan Perubahan Untuk masa dapan Indonesia Khususnya KALIMANTAN BARAT,AYO CINTAI DAERAHMU DARI SEKARANG.

fb


Jumat, 12 April 2013

Cara membuat read more otomatis

Seringkali kita melihat kata Readmore / Baca Selengkapnya pada setiap artikel di halaman home blog seseorang. Kegunaan Readmore adalah untuk memenggal kalimat yang ditampilkan pada halaman utama situs kita. Letak Readmore ini ditempatkan di sebuah artikel.

Fungsi dari pemasangan Readmore :

  • Menghemat Ruang pada tampilan halaman utama sebuah website.
  • Menjadi Lebih Elegant dan Interaktif.
  • Membuat pengunjung membaca artikel tersebut hingga selesai.
  • Menambah pageviews artikel yang dibaca oleh pengunjung.
  • Menambah Link Anchor terhadap keyword judul.
Hingga saat ini sudah banyak tersedia berbagai macam template dengan fitur auto readmore dan lainnya. Tetapi anda harus cermat dalam pemilihan readmore. Apabila anda menggunakan readmore dengan hanya menggunakan kata saja, anda tidak boleh memakai kata tersebut melainkan dengan menggunakan gambar.
Karena apabila pada setiap artikel yang anda potong menggunakan readmore dengan anchor yang sama, maka Google kurang menyukai halaman yang anda buat. Contohnya pada blog ini saya menggunakan kata read more tetapi kata tersebut adalah gambar. Jadi, secara otomatis tidak ada kata readmore di halaman blog saya.
Cara Membuat Readmore Otomatis di Blogger yang lebih berkualitas terhadap SEO :
1. Login ke Blogger > Template > Edit HTML.
2. Cari kode </head> , dan letakkan kode ini diatasnya :
<script type='text/javascript'>
var thumbnail_mode = &quot;float&quot; ;
summary_noimg = 250;
summary_img = 220;
img_thumb_height = 120;
img_thumb_width = 220;
</script>
<script type='text/javascript'>
//<![CDATA[
function removeHtmlTag(b,a){if(b.indexOf("<")!=-1){var d=b.split("<");for(var c=0;c<d.length;c++){if(d[c].indexOf(">")!=-1){d[c]=d[c].substring(d[c].indexOf(">")+1,d[c].length)}}b=d.join("")}a=(a<b.length-1)?a:b.length-2;while(b.charAt(a-1)!=" "&&b.indexOf(" ",a)!=-1){a++}b=b.substring(0,a-1);return b+" [...]"}function createSummaryAndThumb(d){var f=document.getElementById(d);var a="";var b=f.getElementsByTagName("img");var e=summary_noimg;if(b.length>=1){a='<span style="float:left; padding:0px 10px 5px 0px;"><img src="'+b[0].src+'" width="'+img_thumb_width+'px" height="'+img_thumb_height+'px"/></span>';e=summary_img}var c=a+"<div>"+removeHtmlTag(f.innerHTML,e)+"</div>";f.innerHTML=c}; 
//]]>
</script>
3. Ganti kode <data:post.body/> ( yang pertama ) pada template anda, dengan kode berikut :
<b:if cond='data:blog.pageType != &quot;item&quot;'>
<b:if cond='data:blog.pageType != &quot;static_page&quot;'>
<div expr:id='&quot;summary&quot; + data:post.id'><data:post.body/></div>
<script type='text/javascript'>createSummaryAndThumb(&quot;summary<data:post.id/>&quot;);</script>
<span class='rmlink' style='float:left'><b>Baca Selengkapnya</b> &#8594; <a expr:href='data:post.url'><data:post.title/></a></span>
</b:if></b:if>
<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'>
<data:post.body/>
</b:if>
<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;static_page&quot;'><data:post.body/></b:if>
4. Klik Pratinjau untuk melihat hasilnya. Jika sudah sesuai dan terpasang dengan benar klik Save Template.
Contoh hasil Auto Readmore :
memasang readmore otomatis di blog
Dengan memanfaatkan judul artikel, maka readmore tersebut dapat lebih terjaga kualitas kalimatnya di bandingkan hanya dengan memberikan 2 kata tersebut. Apabila anda ingin menggunakan readmore dengan gambar dapat mengikuti panduan berikutnya.

Untuk pemasangan readmore cara manual dapat menggunakan tools, insert jump break di dalam opsi posting artikel.
Demikian artikel mengenai Cara Membuat Auto Read More / Baca Selengkapnya pada artikel di blog anda. Wordpress, Website dan Blogger pemasangannya berbeda-beda. Baca artikel Cara Membuat SEO SMart Link di Blog.

Selasa, 09 April 2013

Tenggiling dan Kepunahannya

Kepunahan binatang Tenggiling saat ini sangat benar adanya,banya orang-orang memburu hewan ini,tenggiling selain dagingnya bisa dimakan dan bahkan sisiknya memiliki nilai jual yang menjanjikan bahkan mencapai Rp.2.5 juta per Kgnya hingga saat ini hewan yang dianggap langka ini sudah mulai punah itu semua karena ulah para tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab atas populasi binatang ini,banyak para pencari tenggiling sampai kepelosok daerah hewan ini hidup selain du lubang gua-gua dia juga hidup dan mencari makananya pada subuh dan malam hari tenggiling biasanya sangat sering keluar pada saat musim kawin atau saat reprodoksi,tenggiling sendiri selalu melahirkan anak satu ekor dalam sekali beranak nah bagai mana kita bisa menjaga hewan ini selain langka hewan ini memiliki cerita mistis karena hewan ini bisa menghilang disaat petir melanda alias dalam bahasa dayak kebahan (NYEMIANG) nah kalimantan barat saat ini sangat susah memiliki populasinya karena terus terusik dan di buru oleh manusia yang tidak bertanggung jawab atas kelangsungan hidup hewan tersebut.

Makna-Makna Tato Bagi suku dayak Kalimantan Barat

Tato memang sudah menjadi trend di dunia luar sana, jadi simbol kebebasan memodif diri dan tubuh, tapi di negara kita Indonesia tato sudah ada sejak dahulu.

Jangan terkejut jika masuk ke perkampungan masyarakat Dayak dan berjumpa dengan orang-orang tua yang dihiasi berbagai macam tato indah di beberapa bagian tubuhnya. Tato bagi masyarakat Dayak bukan sekadar hiasan, tetapi memiliki makna yang sangat mendalam.
 Sebab tato bagi masyarakat Dayak tidak boleh dibuat sesuka hati sebab ia adalah sebahagian dari tradisi, status sosial seseorang dalam masyarakat, serta sebagai bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang.

Oleh karena itu, ada peraturan tertentu dalam pembuatan tato baik pilihan gambarnya, struktur sosial seseorang yang memakai tato maupun penempatan tatonya.

Meskipun demikian, secara realitasnya tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak, yakni sebagai "obor" dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian, setelah kematian.



 Bagi suku Dayak yang tinggal di sekitar Kalimantan dan Sarawak Malaysia, tato di sekitar jari tangan menunjukkan orang tersebut suku yang suka menolong seperti ahli pengobatan. Semakin banyak tatoo di tangannya, menunjukkan orang itu semakin banyak menolong dan semakin arif dalam ilmu pengobatan.

Bagi masyarakat Dayak Kenya dan Dayak Kayan di Kalimantan Timur, banyaknya tato menggambarkan orang tersebut sudah kuat mengembara. Setiap kampung memiliki motif tato yang berbeda, banyaknya tato menandakan pemiliknya sudah mengunjungi banyak kampung.

Berbeda pula dengan golongan bangsawan yang mamakai tato, motif yang lazim untuk kalangan bangsawan adalah burung enggang yakni burung endemik Kalimantan yang dikeramatkan.

Ada pula tato yang dibuat di bagian paha. Bagi perempuan Dayak memiliki tatoo di bagian paha status sosialnya sangat tinggi dan biasanya dilengkapi gelang di bahagian bawah betis.

Motif tato di bagian paha biasanya juga menyerupai simbol tato berbentuk muka harimau. Perbedaannya dengan tato di tangan, ada garis melintang pada betis yang dinamakan nang klinge.


Tatoo sangat jarang ditemui di bagian lutut. Meskipun demikian, ada juga tatoo di bagian lutut pada lelaki dan perempuan yang biasanya dibuat pada bagian akhir pembuatan tato di badan. Tato yang dibuat di atas lutut dan melingkar hingga ke betis menyerupai ular, sebenarnya anjing jadi-jadian atau disebut tuang buvong asu.


sumber :osserem.blogspot.com dan http://www.apakabardunia.com

PROFIL GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

Nama : Drs. Cornelis, MH.
Tempat dan Tgl Lahir : Sanggau, 27 Juli 1953
Agama : Katolik
Suku Bangsa : Dayak
Pendidikan : Magister Hukum (S-2)
Jabatan di Partai : Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat.
Jabatan di Eksekutif : Bupati Landak.
Jabatan selanjutnya  : Gubernur Kalimantan Barat.
Periode            I        : 2007-2013
                        II       : 2013-2018
Alamat Rumah : Jl. Danau Sentarum Gang Pak Majid No.10
Alamat Kantor : Jl. Pangeran Cinata No. 18 Ngabang.

Keluarga:
Nama Istri : Frederika, S.Pd
Tempat, Tgl Lahir : Toho, 23 Juni 1958
Pekerjaan : Guru SDN 2 Ngabang Kabupaten Landak

Nama Anak I : dr. Karolin Margret Natasa
Tempat, Tgl Lahir : Mempawah, 12 Maret 1982
Pendidikan : Kedokteran Universitas Atmajaya Jakarta
Calon Suami : dr. Adhy Nugroho
Nama anak II : Angelina Fremalco, SH
Tempat, Tgl Lahir : Mandor, 17 September 1983
Pendidikan : Sarjana Hukum Untan
Suami : Fransiskus Diaan, SH

Riwayat Pendidikan:
a. Pendidikan Formal
- SR di Senakin Tahun 1966
- SMP di Senakin Tahun 1969
- SMA di Pontianak Tahun 1972
- APDN di Pontianak Tahun 1978
- S-1 Ilmu Pemerintahan UNIBRAW di Malang Tahun 1987
- S-2 Magister Ilmu Hukum UNTAN di Pontianak Tahun 2004

b. Pendidikan Khusus
Pendidikan Penjenjangan:
- SEPALA Angkatan IV Tahun 1993 di Pontianak
- SPDYA Angkatan I Tahun 1993/1994 di Pontianak
- SUSPIM Artileri – PUSDIK ART (Angkatan VII Tahun 1992) di Cimahi Jabar
- Pendidikan Pelatihan Otonomi Daerah di Universitas Amsterdam Belanda Tahun 2003
- Orientasi penyelenggara pemerintah daerah DEPAGRI Tahun 2006 di Jakarta

Pendidikan Lainnya:
- Kursus Pembangunan Desa terpadu Tahun 1981 di Pontianak
- Latihan Peningkatan Peranan Wanita tahun 1981 di Mempawah
- Latihan/penataran Guru SMP Tahun 1981 di Pontianak
- Kursus Sistem Perencanaan Pelaksanaan Program Pembangunan Desa Terpadu Tahun 1982 di Jakarta
- Penataran Teknis Camat se–Indonesia Tahun 1982 di Pontianak
- Penataran P4 tipe B Tahun 1983 di Pontianak
- Kursus Pelaksanaan Teknik Penghijauan Tahun 1983 di Mempawah.
- Penataran Pengawasan Melekat Tahun 1989 di Mempawah.
- Penataran satu atap Tahun 1989 di Mempawah.
- SUPRA INSUS dan Koperasi Tahun 1989 di Mempawah.
- Penataran Camat UDKP Tahun 1991 di Pontianak.
- Penataran Peradilan Tata Usaha Negara Tahun 1990 di Pontianak.
- Penataran Koordinator Pembangunan Masyarakat Desa Tahun 1997 di Pontianak.
- Penataran PATNAS Tahun 1997 di Pontianak.
- PPAT Tahun 1997 di Pontianak.

Riwayat organisasi:
- Pimpinan AMPI Kecamatan Mandor Tahun 1979–1986
- Anggota Organisasi FKPPI wilayah Kecamatan Menjalin, Menyuke, dan Ngabang Tahun 1979 hingga sekarang.
- Ketua Bawanhat Golkar Kecamatan Menyuke
- Ketua Bawanhat Golkar Kecamatan Menyuke Tahun 1995 – 1999 (diberhentikan oleh Undang – undang)
- Anggota KOPPRI Kalbar Tahun 1979 – 2001
- Ketua KBPPP Daerah Kalbar, Tahun 2004 – sekarang
- Ketua Lembaga Komunitas Independen SBY Kabupaten Landak tahun 2006–2008.

Riwayat Pekerjaan:
- Kaur Bangdes Kecamatan Mandor Kabupaten Pontianak Tahun 1979–1986
- PU Kabag Pemdes Kantor Bupati Kabupaten Pontianak Tahun 1989.
- Camat Menjalin Kabupaten Pontianak Tahun 1989–1995
- Camat Menyuke Kabupaten Pontianak Tahun 1995–1999.
- Kasubdin Pengawasan Dinas Pertambangan Provinsi Kalbar Tahun 1999– 2001
- Bupati Landak Tahun 2001 – 2006
- Bupati Landak Tahun 2006 – 2011

Kegiatan Kepartaian:
1. Rakerdasus PDI Perjuangan Pengisian Jabatan lowong Struktur, Komposisi, dan Personalia DPD PDI Perjuangan Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak tanggal 30 Desember 2003.
2. Rakerda VI PDI Perjuangan di Pontianak tanggal 30 Mei 2004
3. Rakerda VII PDI Perjuangan Di Pontianak tanggal 23 Juli 2004
4. Rakerda VIII PDI Perjuangan di Pontianak tanggal 29 Januari 2005
5. Rakerdasus PDI Perjuangan di Pontianak tanggal 26 Maret 2005
6. Kongres II PDI Perjuangan di Bali tanggal 28 Maret–2 April 2005
7. Rakernas PDI Perjuangan di Jakarta
8. Rakor PDIP Perjuangan Wilayah IV Kalimantan di Pontianak tanggal 29 Mei 2005

Senin, 08 April 2013

Pontianak dalam gambar yang esotis

Kantor Walikota Pontianak



pemandangan alun-alun kapuas pontianak

air mancur alun-alun kapuas

Kumpulan Logo-logo kampus widya dharma pontianak

LOGO ABA WIDYA DHARMA PONTIANAK

LOGO STIE WIDYA DHARMA PONTIANAK


LOGO STMIK WIDYA DHARMA PONTIANAK HITAM-PUTIH

LOGO ASM WIDYA DHARMA PONTIANAK

LOGO STMIK WIDYA DHARMA PONTIANAK

Mandau Adalah Alat Tradisional Suku dayak Borneo dan memiliki misterinya

Tidak banyak yang tahu tentang mandau, selain sebagai senjata tradisional Suku Dayak di Kalimantan, Indonesia. Di dalam kehidupan Orang Dayak, mandau bukan saja sebagai sebuah senjata dari besi semata, namun ia diyakini memiliki aura sebagai pendamping yang disebut panekang hambaruan (pemberi motivasi dan semangat; spirit). Mandau merupakan senjata utama dari sekitar puluhan jenis senjata tradisional Suku Dayak yang mematikan. Menurut Tjilik Riwut (Kalimantan Membangun: Alam dan Kebudayaan,1993:309), nama asli mandau dalam Bahasa Sangen (Dayak Kuno) adalah Mandau Apang Birang Bitang Ayun Kayau yang artinya kurang lebih secara etimologis adalah “senjata yang dipakai kaum lelaki yang dipunyai oleh kaum kayau/para pemenggal kepala”(-pen) di zaman dulu. Sebuah mandau tidak digunakan secara sembarangan mengingat fungsionalitasnya dalam setiap upacara adat merupakan salah satu prasyarat. Ia tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti alat untuk memotong kayu, menebas semak dan lain-lain.Sebagai gantinya,biasanya Suku Dayak mengunakan parang biasa yang bentuknya mirip dengan mandau yang disebut Pisau Ambang. Karena kedudukannya yang tinggi dibandingkan dengan senjata-senjata tradisional suku Dayak lainnya, ia juga tidak dipakai untuk meneror orang, atau mengancam orang lain. Konon, apabila sebilah mandau telah ditarik dari kumpang/sarung-nya, ia akan menuntut darah, dan itu mutlak dipenuhi. Dalam proses pembuatannya, mata mandau diambil dari batu besi dari gunung yang berusia puluhan abad yang dikenal dengan sanaman mantikei. Konon menurut cerita turun-temurun, ada dua tempat di Kalimantan Tengah di mana besi tersebut dapat ditemukan, yang pertama di Wilayah Kecamatan Sanaman Mantikei, Kabupaten Katingan; dan kedua, di daerah Montallat, Kabupaten Barito Utara. Besi dari kedua tempat tersebut dikenal pula sebagai besi yang beracun sehingga apabila melukai kulit akan berujung kepada kematian. Melalui proses panjang, sebuah mandau ditempa dan dilengkapi dengan gagang yang terbuat dari tanduk rusa dan diberi ornamen bulu burung atau rambut manusia serta aneka ukiran yang mengandung unsur pelemahan semangat atau penunduk musuh yang dalam Bahasa Dayak Ngaju disebut parunduk. Begitu pula pada bagian sarungnya, selain dilengkapi tali pengikat dari anyaman rotan pilihan, biasanya diikatkan juga dengan aneka benda fetis yang disebut penyang sangkalemo. Perlengkapan lain yang kecil namun tak kalah penting adalah langgei kuai atau sejenis pisau kecil yang bertangkai sepanjang kurang lebih 20—30cm mengikuti panjang mata mandau. Langgei ini memegang fungsi sebagai senjata cadangan dalam keadaan darurat. Ia memerankan fungsi lebih ‘akrab’, di mana secara fungsionalitas boleh digunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan hal-hal biasa (bukan dalam konteks sakral). Pada masa lalu, peran sebuah mandau menjadi sangat vital. Mandau merupakan simbol dari sebuah kekuasaan. Kekuasaan tersebut terkait erat dengan mitologi Dayak bahwa semakin banyak kepala musuh yang dipenggal, maka akan semakin tinggi status sosial seseorang yang disebut sebangai mamut menteng. Seseorang yang mamut menteng dapat secara aklamasi menjadi seorang pemimpin. Hal ini bukan tanpa dasar mengingat kegigihannya dalam membela komunitas sukunya agar selamat dari berbagai serangan yang memunahkan. Namanya juga masih zaman primitif, kegiatan hasang-maasang (saling teror) dan kayau-mangayau(saling bunuh dengan penggal kepala) adalah sebuah pertarungan mempertahankan entitas dan eksistensi. Kesemuanya tidak dilakukan tanpa dasar, melainkan karena persoalan politik kekuasaan dan pertahanan eksistensi dan jatidiri yang terancam. Seseorang yang sudah cukup ilmu barulah turun ke kancah pertarungan ini dan persoalannya pun bukan persoalan yang ringan, sehingga jalan damai mungkin sudah tidak mendapat kata sepakat lagi. Ada banyak aturan dalam hal peperangan,diantaranya tidak melibatkan anak-anak menjadi korban begitu juga dengan para ibu. Kesemuanya dilakukan secara jantan; satu lawan satu, atau perang terbuka secara massal. Dalam kamus peperangan Suku Dayak kuno, tidak ditemui istilah keroyokan atau membunuh dalam keadaan terjepit. Apabila korban sudah menyerah, maka ia akan ditawan sebagai budak/jipen yang akan mengabdi pada pihak yang menang selama hayatnya, kecuali ditebus atau dibeli/ditukar dengan barang berharga berupa guci yang disebut balanga atau benda berharga lainnya. Berkaitan dengan fungsi utama sebagai senjata perang di masa lalu, mandau warisan leluhur diyakini suku Dayak sebagai penjelmaan diri sang empunya. Artinya, ia dapat menjelma secara fisik di tengah-tengah peperangan atau sebaliknya, tidak kasat mata (nonvisual) sehingga dikenal dengan “mandau terbang”. Ia bisa dikontrol oleh yang empunya untuk melakukan serangan balasan, jadi hanya bersifat reaktif atas sesuatu yang terjadi. Ia tidak bersifat aktif dan agresif. Bagi masyarakat suku Dayak, mandau menyisakan sejuta misteri yang tak terpecahkan hingga kini. Konon di masa lalu sebuah mandau seolah memiliki aura,seolah sesuatu yang dapat dipelihara, disuruh atau tunduk atas kekuasaan pemiliknya. Ia seolah dapat menjadi ‘kawan’ yang sangat patuh dan sangat jarang mencelakai ‘tuannya’. Hal ini mungkin secara asumtif berkait erat dengan patei-ongoh atau kiprahnya di masa lalu, sehingga semuanya diyakini sebagai “budak yang harus tunduk atas perintah tuannya” atau “kawan setia yang tahu membalas budi”. Mandau juga dapat menjadi sarana pengobatan, misalnya air cucian asahannya dapat mengobati semacam alergi gatal-gatal yang disebut “kalalah” atau “kicas-kihal” (sejenis tulah/kutukan). Dalam konteks kekinian, mandau telah menjadi sebuah pusaka tradisional yang cukup langka. Kelangkaan tersebut sangat disayangkan dikarenakan oleh ketiadaan pandai besi yang menurunkan ilmunya kepada generasi setelahnya. Para pemilik mandau warisan leluhur juga dianggap kian berkurang. Sebagian sudah tidak dirawat lagi dan sebagian lain telah berpindah kepemilikannya kepada orang asing dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah alasan ekonomi. Biasanya yang memiliki dan merawat benda-benda tradisional adalah para tetuha adat atau para basir berkaitan dengan kepemimpinannya pada setiap upacara-upacara adat. Di samping itu, komponen material sebagai bahan utamanya juga sangat sulit ditemukan. Alhasil, kalaupun dibuat tiruan/replikanya,mandau masa kini sudah menggunakan besi-besi (atau baja) yang kurang ampuh dan aura kedigdayaannya pun dianggap tidak terlalu istimewa. ‘Mandau-mandau’ tersebut hampir setara dengan pisau ambang (parang laki) dan dijual dengan bebas di toko-toko cinderamata di pinggir-pinggir jalan.
by.